Copy Paste Vision pada intinya adalah melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain. Jika Anda melihat sebuah foto pemandangan atau sebuah tempat yang pernah Anda kunjungi, lalu foto tersebut beda sekali kesannya dengan apa yang Anda lihat dengan mata kepala sendiri, itu artinya Anda sedang melihat Vision dari fotografernya, bukan foto dokumentasi tempat tersebut. Maka itu, melatih Vision sangat penting terutama untuk jenis fotografi landscape dan travel karena siapa saja bisa datang kesana dan memotretnya dengan bebas.
Vision lahir dari dalam diri masing-masing, dipengaruhi oleh latar belakang sejarah diri kita dan apa yang kita sukai. Dengan kata lain Vision adalah refleksi dari diri kita. Kita tidak bisa mendapatkan Vision dari orang lain, maka itu, Vision itu sebenarnya tidak bisa diturunkan secara langsung seperti ilmu silat di seria TV. Contohnya kalau misalnya dalam tour fotografi saya menunjukkan : �Tuh disana ada objek bagus tuh, ambil dengan lensa ini, dan setting ini�� Maka.. hasil foto tersebut adalah hasil Vision saya, bukan yang memotret. Yang saya akan lakukan untuk membantu murid-murid saya memberikan beberapa ide dan menyiapkan kondisi untuk merangsang Vision keluar dari dalam diri.
Vision menggiring pandangan dan fokus setiap orang pada hal yang berbeda. Di suatu lokasi fotografer A mungkin tertarik dengan �Grand Vista� atau keseluruhan/panorama pemandangan. Tapi fotografer B mungkin tertarik ke detail tumbuh-tumbuhan, buah atau serangga, dan fotografer C mungkin lebih tertarik ke sisi human interest-nya seperti petani atau peternak yang sedang bekerja.
Dengan fokus ke suatu ide, konsep atau subjek foto, maka peluang untuk menghasilkan karya foto yang bagus semakin tinggi, karena konsentrasi dan energi mental kita terpusat ke konsep tersebut. Itupun perlu kesabaran dan ketekunan ekstra. Cari dalam diri sendiri apa yang menarik pada objek atau lokasi tersebut. Apa yang dirasakan dan bagaimana teknik foto/editing yang dapat mengkomunikasikan rasa itu.
Vision adalah pemandangan yang kita lihat di dalam mata batin kita. Untuk bisa mewujudkan Vision, kita perlu imajinasi dan kreativitas. Pemilihan alat yang tepat juga dibutuhkan untuk mewujudkan karya foto. Mewujudkan hasil akhir karya, kita juga membutuhkan ketrampilan teknik fotografi dan editing (post processing) yang baik.
Tanpa kemampuan teknis, Vision tidak akan bisa diwujudkan dengan sempurna. Vision juga sangat berkaitan dengan gaya fotografi (personal style). Jika kita konsisten mengembangkan Vision, maka nantinya personal style akan terbentuk dan orang-orang akan lebih mudah mengenali karya kita.
Seperti kehidupan, Vision dan style akan berubah seiring waktu berjalan. Mungkin dulunya kita suka foto yang saturasi warnanya tinggi, tapi setelah beberapa tahun malah suka foto hitam putih.Mungkin sekarang kita suka menggunakan lensa berbukaan besar dan membuat latar belakang blur (bokeh). Tapi di masa depan mungkin saja suka foto yang semuanya tajam, dari foreground sampai background. Dengan berubahnya kita, otomatis kualitas foto juga berubah, mudah-mudahan ke arah yang lebih bagus.
Bagaimana menajamkan Vision? Berikut beberapa tip:
- Kuasai teknik dasar fotografi dan buat komitmen untuk belajar terus menerus dan ikuti teknologi imaging yang terus berkembang
- Fokus dalam melihat dan memperhatikan satu atau beberapa subjek foto yang disukai, jangan terlalu memaksakan memotret berbagai subjek foto sekaligus dalam satu kesatuan waktu.
- Pilih peralatan (kamera, lensa, aksesoris) yang tepat akan menghemat waktu dan mengoptimalkan kualitas foto
- Latihan dan praktik yang kontinyu akan menghasilkan karya yang baik bukan sekedar bakat dan keberuntungan. Dan latihan yang paling penting bukan hanya aktivitas memotretnya, tapi lebih ke cara melihat
- Belajar dengan banyak melihat foto karya fotografer lain dan juga seni rupa yang lain seperti lukisan, film, dan sebagainya
- Buat proyek fotografi pribadi, misalnya kumpulan foto pohon tua, kendaraan, portrait orang, budaya dsb.
kalau penasaran atau ada pertanyaan langsung aja ke sumbernya :D